Fenomena paling umum di dalam masyarakat adalah upacara ritual
pelimpahan jasa, kita berharap sanak keluarga kita yang telah meninggal dunia
dapat terlahir ke alam yang lebih baik, hati kita pun jadi damai.
Siapakah yang harus kita cari untuk melakukan pelimpahan jasa? Hendaknya
mencari praktisi sejati, yang memiliki keterampilan melatih diri barulah
memiliki kemampuan untuk melakukan pelimpahan jasa.
Apa yang dimaksud dengan keterampilan melatih diri tersebut? Yakni sila, samadhi (konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan),
inilah yang dimaksud dengan keterampilan melatih diri. Tanpa keterampilan
melatih diri, maka tidak bisa diandalkan.
Di dalam “Biografi Master Tanxu”,
tercantum kisah perjalanan hidup Master Tanxu, murid-muridnya
mencatatnya, lalu menghimpunnya menjadi sebuah buku.
Saya sendiri tidak pernah bertatap muka dengan Master Tanxu, tetapi saya
akrab dengan penulis buku “Biografi Master Tanxu”, yakni Master Da-guang, yang
juga telah wafat.
Tempo dulu setiap kali saya berkunjung ke Hong Kong, kami pasti bertatap
muka, Master Da-guang merupakan penulis buku “Biografi Master Tanxu”, di dalam
buku ini terdapat banyak kisah perumpamaan, salah satunya berjudul “Delapan
Tahun Membaca Surangama Sutra”.
Dikisahkan ada seorang yang bernama Upasaka Liu, di kemudian hari dia
menjadi Bhiksu. Master Tanxu adalah murid dari Master Dixian. Master Tanxu
sebelum meninggalkan keduniawian, bersahabat dengan Upasaka Liu, bersama dengan
seorang teman lainnya, mereka bertiga membuka sebuah toko obat tradisional.
Waktu itu Upasaka Liu telah belajar Ajaran Buddha, setiap hari membaca “Surangama
Sutra”. Isi Surangama Sutra lumayan panjang, butuh waktu 5-6 jam untuk membacanya
dari awal sampai akhir. Upasaka Liu membaca Surangama Sutra sudah delapan tahun
lamanya, menfokuskan diri pada satu sutra dan mendalaminya, melatihnya
berkesinambungan selama jangka panjang.
Suatu siang toko mereka lagi sepi pengunjung, Upasaka Liu mengantuk dan tertidur
di atas meja kasir, dia bermimpi ada dua orang yang datang menghampirinya. Begitu
melihat sosok mereka, Upasaka Liu segera tahu bahwa kedua orang ini adalah musuh kerabat penagih utangnya.
Ketika mereka masih hidup, demi berebutan sejumlah kekayaan, mereka
membawa kasus ini ke pengadilan. Upasaka Liu berhasil memenangkan kasus ini dan
dua orang yang kalah tersebut akhirnya bunuh diri, Upasaka Liu sangat menyesali
dan dihantui perasaan bersalah. Bayangkan cuma demi memperebutkan sedikit uang,
akhirnya dua nyawa manusia melayang.
Sekarang kedua arwah gentayangan ini datang menghampirinya, Upasaka Liu
begitu ketakutan, apakah mereka datang balas dendam? Sampai di hadapan Upasaka
Liu, kedua arwah itu berlutut, tampaknya tidak punya niat buruk, Upasaka Liu
menanyakan tujuan kedatangan mereka.
Mereka memohon pelimpahan jasa. Upasaka Liu bertanya lagi, bagaimana
caranya? Arwah itu menjawab : Asalkan anda setuju maka sudah boleh. Upasaka Liu
langsung menyetujuinya. Lalu kedua arwah itu menginjak lulut dan pundak Upasaka
Liu kemudian sirna.
Tidak lama kemudian datang lagi dua arwah, yakni mendiang istri dan
anaknya. Sampai di hadapan Upasaka Liu, kedua arwah itu juga memohon pelimpahan
jasa, Upasaka Liu bertanya, bagaimana caranya.
Arwah itu menjawab : Asalkan anda setuju maka sudah boleh. Upasaka Liu
langsung menyetujuinya. Lalu kedua arwah itu menginjak lulut dan pundak Upasaka
Liu kemudian sirna.
Lihatlah, cara pelimpahan jasa ini tidaklah semu, tanpa perlu segala
tata upacara, cuma memberikan persetujuan saja. Jasa kebajikan apa yang
diandalkan Upasaka Liu untuk melakukan pelimpahan jasa? Yakni delapan tahun
membaca Surangama Sutra.
Jadi anda harus memiliki timbunan jasa yang nyata barulah dapat
melimpahkan jasa kepada orang lain, kalau tidak punya jasa kebajikan apa-apa,
mana bisa?
Maka itu orang Tiongkok zaman dulu selalu berkata “Ketulusan
mendatangkan mukjizat”, ketika membaca sutra untuk melimpahkan jasa kepada
orang lain, apakah anda membacanya dengan hati yang tulus?
Apa yang dimaksud dengan ketulusan hati? Yakni dari awal sampai akhir
tidak timbul sebutir bentuk pikiran apapun. Kalau sempat berkhayal, maka ini
merusak keterampilan melatih dirimu. Terkecuali sebutir bentuk pikiran pun tidak
ada, barulah efektif!
Kalian menyelenggarakan “Upacara Kebaktian pembacaan Amitabha Sutra
berkesinambungan selama tiga sesi”, diantara para hadirin, kalau memang
ternyata ada satu atau dua orang yang tidak timbul sebutir bentuk pikiran apa
pun, maka kebaktian ini dinilai berhasil.
Andaikata pimpinan upacara sempat timbul bentuk-bentuk pikiran, tetapi
dari pihak peserta ada satu orang yang pikirannya terfokus sehingga tidak
timbul bentuk pikiran apapun, barulah kebaktian ini dinilai berhasil dengan mengandalkan
jasa kebajikan si peserta itu.
Apabila peserta kebaktian berjubel-jubel, tapi di dalamnya tidak ada
seorang pun yang benar-benar menfokuskan pikiran, maka jasa kebajikan ini tidak
sempurna, kebenaran ini tidak boleh tidak dipahami.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 2 September 2010
民間普遍的一個現象,超度,我們對於家親眷屬過世了,都希望把他超度到好地方去,我們的心才安。找什麼人來超度?要找真正有修行的人,修行有功夫他才有能力超度。什麼是功夫?給諸位說,戒定慧是功夫,沒有這個功夫都是假的,都靠不住。我們看到倓虛法師《影塵回憶錄》,是老法師的自傳,他老人家講他一生的故事,學生把他記錄下來,成這麼一本書。老和尚我跟他沒有見過面,寫這本書的人跟我很熟,大光法師,也往生了。早年我到香港來,每次來我們一定會碰頭,《影塵回憶錄》是他寫的。這裡面有個非常顯著的公案,就是一個例子,我們應該把它記住,它的小標題叫「八載寒窗讀楞嚴」。是一位劉居士,以後他也出家了,這些人現在都不在了,大概是我們前面兩代那個時候的人。諦閑老和尚,是倓虛老法師的師父。倓虛法師跟劉居士在家就認識,倓虛法師跟這個劉居士是個朋友,沒有出家之前,他們三個人合夥開了一個中藥鋪。劉居士那個時候已經學佛了,每天讀《楞嚴經》。《楞嚴經》的分量也相當可觀,十卷,文字很長,一天念一遍也得好幾個小時,沒有五、六個小時,這部經念不下來。八年!有沒有定功我們不知道,心地清淨我們能夠想得到,八年一部經,一門深入,長時薰修。
有一天中午,店裡面生意也沒人上門,他們在櫃台上打瞌睡,這個劉居士就夢著有兩個人,在夢中,兩個人到他店裡來。他看到就站起來,一看這兩個人是他的冤家對頭,這兩個人已經死了。當年在世的時候,為了財物上的問題他們打過官司,劉居士這個官司勝訴,這兩個人敗訴,沒想到這兩個人上吊死了,所以劉居士為這個事情也感覺得很愧疚。你看為了這麼點錢的糾紛,讓送了兩條人命,他也常常感到難過,做錯了,不應該幹這個事情。現在看這兩個鬼來了,他起初很害怕,是不是來報復的?但是鬼已經來了,那有什麼法子?看到這兩個鬼魂在他面前跪下來,好像沒有惡意,就問他,你們來幹什麼?來求超度。這劉居士心就定了,不找麻煩,來求超度的。他說:用什麼方法超度你?他說:只要你答應就行了。他說:好,我答應你。看到這個鬼魂踩到他的膝蓋,踩著肩膀,就走了,兩個人就這麼走了。走了沒有多會兒,又來了兩個人,一個婦女帶個孩子,他一看,是他前面的妻子帶著兒子,這兩個人都過世了。看到她兩個人到面前也求超度,也同樣一個方法,只要你答應就可以了。他說:我答應妳。看到這兩個也是踩著膝蓋、踩著肩膀,就升天走了。你看,這個超度是真的不是假的,沒有任何儀式,就是答應了。憑什麼超度?憑八載寒窗讀《楞嚴》的功德。你得有真東西你才能超度人,沒真東西不行。所以中國古人講「誠則靈」,我們念一部經給人家迴向,你是不是真誠心念這部經?什麼叫真誠心?這部經從頭到尾念下來,裡頭沒有一個雜念。如果打個妄想,就把你功夫破壞掉了。一個妄念沒有,行!你說我們做三時繫念的佛事,在這麼多人參加當中,有沒有一、二個人在繫念儀規裡面不起一個妄念?這個法會成功了,不一定是主法和尚。主法和尚打妄想,裡頭參加的只要有一個人他沒有妄想,這個法會成功是靠那一個人的功德。如果這個法會人很多,一個這樣的人都沒有,這個功德就不完具,就大打折扣,這個道理我們要懂。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一三一集) 2010/9/2
Di dalam “Empat Ajaran Liao-fan”terdapat sebuah perumpamaan, pendeta
Tao yang melukis jimat. Apakah jimat ini sakti atau tidak, adalah tergantung
pada penulisnya, begitu dia mulai menorehkan pena kuasnya sampai selesai, tidak
boleh timbul sebutir bentuk pikiran apapun, barulah jimat ini bisa sakti. Sebaliknya
bila sempat timbul sebersit bentuk pikiran, maka jimat tersebut tidak sakti.
Maka itu orang yang melukis jimat itu juga harus melatih keterampilan
sampai mahir, gerakan tangan harus begitu cepat sehingga dalam waktu yang
singkat tersebut tidak sempat timbul bentuk pikiran apapun. Kalau waktunya
kelamaan, pasti muncul bentuk pikiran, sehingga jimat pun jadi tidak sakti
lagi.
Sama halnya pula dengan orang yang melafal mantra. Mengapa Surangama
Dharani memiliki jasa kebajikan yang besar? Oleh karena isinya panjang, mungkin
butuh waktu 20 menit untuk menyelesaikannya, selama kurun waktu ini jika tidak
timbul sebutir bentuk pikiran apapun, maka jasa kebajikannya besar! Kalau membaca
“Sukhavati Vyuha Dharani”, maka lebih gampang, karena isinya lebih pendek. Makanya
mengapa jasa kebajikan dari membaca sutra lebih unggul, oleh karena isi sutra
lebih panjang dari mantra.
Yang paling praktis adalah melafal sepatah Amituofo, saat melafal
sepatah Amituofo, bentuk-bentuk pikiran tidak keburu muncul. Tetapi kalau
disuruh melafal Amituofo dengan seuntai tasbih yang berjumlah 108 butir tanpa
muncul sebutir bentuk pikiran, maka ini membutuhkan keterampilan!
Apabila anda dapat mengulang 10 kali untaian tasbih, berarti melafal
1080 kali nama Buddha tanpa timbul sebutir bentuk pikiran, ini merupakan
keterampilan. Dengan melimpahkan jasa kebajikan ini, mendiang pasti dapat
memperoleh manfaatnya.
Jadi bukanlah mengharuskan membaca sutra atau mantra barulah dapat
melimpahkan jasa, anda sudah salah tafsir. Asalkan anda melafal Amituofo dengan
ketulusan hati, ketulusan hati adalah tidak ragu, tidak terpencar, tidak
terputus, maka jasa kebajikan ini juga dapat dilimpahkan.
Setelah kita memahami kebenaran ini, takkan lagi dikelabui orang
lain. Kalau anda mengundang orang lain datang melakukan pelimpahan jasa, anda
berdiri di satu sisi mengamatinya, maka anda bisa mengetahui sampai sejauh mana
ketulusannya.
Maka itu, tanpa memiliki keterampilan melatih diri yang nyata,
bagaimana bisa melakukan pelimpahan jasa?
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 2 September 2010
Komik Empat Ajaran Liao-fan :
你看《了凡四訓》裡舉了個例子,道士畫符。這個符畫下來真靈,貼在門口,鬼神就不敢進去,真靈。為什麼?他這個符從一筆下去之後,一道符畫完成,沒有一個妄念,這個符就靈。如果有一個妄念,這個符就不靈。所以畫符平常要練習,練得很熟,動作很快,很快時間短,不起妄念容易,時間長就難;難,那個效果就更大。我們懂得這個原理,誠則靈。念咒也是如此,為什麼人家說楞嚴咒的功德大?沒錯,楞嚴咒長,幾千個字,咒念下去之後,大概要二十分鐘,不起一個妄念,這功夫大!你念往生咒不起妄念容易,楞嚴咒可不容易,都是這個道理。念經的功德就更殊勝,經比咒還長。最簡單的是一句佛號,「阿彌陀佛」四個字,這四個字裡頭一個妄念沒有比較容易。可是叫你念佛念一串,我們這念珠一百零八聲,這一百零八聲裡頭沒有一個妄念,這是功夫!如果你念十串,一千零八十句佛號,這裡頭不起一個妄念,功夫。用這個迴向,你這功德迴向給亡者,他真得利益。絕不是我念一部經就可以超度他,念多少遍咒子就可以,不是這樣的,你把意思搞錯了。真誠心去念,真誠心就是不懷疑、不夾雜、不間斷。我們懂得這個道理,了解事實真相,就不會受人欺騙。你請人跟自己的家親眷屬去超度,你在旁邊觀察,他有沒有誠意你能看得出來。所以,沒有真實的功夫怎麼能超度眾生?這些佛、菩薩們,他們都明心見性了,那當然沒有問題,具足清淨平等覺。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一三一集) 2010/9/2