Bodhisattva mencapai KeBuddhaan di alam manusia, bukan di Alam Dewa
(Surga), peragaan ini memiliki makna yang sangat mendalam. Kita selalu berkata
“Hartawan sulit belajar Buddha Dharma”, lihatlah orang kaya di dunia ini, anda
mengajaknya datang belajar Ajaran Buddha, kalau cuma datang untuk menyalakan
dupa saja, dia masih mau melakukannya, tetapi bila anda mengajaknya mendengar
ceramah selama dua jam, maka ini serupa dengan menyiksanya, dia tidak sanggup
duduk diam di sana, mengapa demikian? Oleh karena sudah terbiasa hidup nyaman.
Sepanjang hidupnya, hartawan lebih banyak menikmati kesenangan daripada
menderita, maka itu ketika anda menasehatinya supaya mengikhlaskan dunia ini,
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, maka dia akan membantahmu, “Kehidupanku sekarang
di sini lebih menyenangkan daripada Alam Sukhavati”, dia takkan sudi
membangkitkan keyakinan dan tekad terlahir di Tanah Suci Sukhavati, makanya
hartawan sulit untuk belajar Buddha Dharma.
Ada delapan jenis kondisi yang tidak menguntungkan untuk menjalani
kehidupan suci, salah satunya adalah terlahir sebagai hartawan. Selain itu
adalah “Kaum papa sulit belajar Ajaran Buddha”, kaum papa untuk makan tiga kali
sehari saja sudah tidak kenyang, bagaimana bisa mengajaknya ikut mendengar
ceramah, mana mungkin dia bisa memusatkan perhatiannya di sini? Kaum papa harus sibuk mencari nafkah untuk
menghidupi dirinya dan keluarganya.
Maka itu untuk belajar Ajaran Buddha butuh kondisi yang sesuai, yakni
orang yang berasal dari keluarga menengah, yang tidak kaya, juga tidak
kekurangan, orang begini sangat cocok.
Orang begini dapat memahami dengan jelas akan penderitaan dan
kebahagiaan, ketika mendengar ajaran Buddha tentang menjauhi penderitaan memperoleh
kebahagiaan, sangat sesuai buat dirinya, makanya dia segera datang belajar
Buddha Dharma.
Demikian pula dengan para makhluk di enam alam tumimbal lahir, para
makhluk di Alam Dewa (Surga) memiliki pahala yang besar, makanya para Dewa
sulit untuk belajar Buddha Dharma. Apalagi menyampaikan padanya tentang Tanah Suci Sukhavati, mereka sangat sulit menerimanya.
Sedangkan para makhluk di tiga alam penderitaan, juga tidak gampang
diselamatkan. Buddha Sakyamuni menyampaikan dengan jelas, para makhluk yang
jatuh ke tiga alam rendah, siapa saja yang dapat diselamatkan?
Yakni mereka yang semasa hidupnya di dunia memiliki landasan belajar
Buddha Dharma, hanya saja mereka tidak mengamalkannya dengan benar, sehingga
jatuh ke tiga alam rendah.
Oleh karena semasa hidupnya belajar Buddha Dharma, makanya di dalam
Alayavijnana(gudang kesadaran)-nya tertanam benih-benih Buddha Dharma. Dengan
perkataan lain, mereka memiliki akar kebajikan, memiliki dasar ini, makanya
Sang Buddha jadi mudah menyelamatkannya.
Tanpa landasan yang mendalam begini, maka sulit untuk menyelamatkan para
makhluk yang jatuh ke tiga alam rendah, lantas apa yang harus dilakukan? Hanya
bisa pasrah membiarkannya menjalani siksaan.
Kenyataannya tiga alam rendah adalah ibarat penjara, seorang pelaku
kejahatan akan dimasukkan ke dalam penjara untuk menjalani hukuman, setelah
masa hukumannya habis, dia boleh keluar.
Demikian pula dengan tiga alam rendah, pelaku kejahatan menjalani siksaan,
usai menjalani masa hukumannya, dia akan kembali ke alam manusia. Bagi yang
memiliki akar kebajikan yang mendalam, ketika terlahir kembali ke Alam Manusia,
dia akan bersua lagi dengan Buddha Dharma, perlahan-lahan dia mulai melatih
diri, setahap demi setahap meningkatkan kualitas batinnya.
Tetapi kenapa orang yang memiliki akar kebajikan yang mendalam, bisa
jatuh ke alam rendah? Oleh karena secara internal, dia tidak sanggup melampaui
kekotoran batin dan tabiatnya, secara eksternal, dia tidak sanggup menahan
godaan, terutama dalam masyarakat masa kini, mudah melanggar sila, mudah
melakukan kejahatan.
Tetapi semasa hidupnya dia sering mendengar ceramah Dharma dan melatih
diri untuk jangka panjang, sehingga landasan ini sangat tebal, makanya meskipun
jatuh ke tiga alam rendah, Buddha dan Bodhisattva juga gampang
menyelamatkannya.
Makanya dikatakan bahwa para makhluk yang jatuh ke tiga alam rendah dan
kemudian memperoleh penyelamatan, adalah orang-orang yang semasa hidupnya
memiliki landasan pelatihan diri yang cukup bagus.
Jadi tidak sia-sia dia belajar Ajaran Buddha sepanjang hayatnya, oleh
karena kesilapan sesaat sehingga jatuh ke tiga alam penderitaan, Buddha dan
Bodhisattva tetap akan menjaganya, “Di dalam pintu Buddha, takkan ada seorang
pun yang terabaikan”, sungguh ber-Maitri Karuna!
Maka itu Sang Buddha diberi gelar sebagai Guru Para Dewa dan Manusia.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 9 Oktober 2010
Delapan kondisi yang tidak menguntungkan
untuk menjalani kehidupan suci :
菩薩示現成佛都在人道,沒有在天道,這個表法有很深刻的意義。佛門常說「富貴學道難」,你看這個世間富貴人,你請他來學佛,你叫他去燒頭香他行,他很願意幹這個,你叫他到這裡來聽兩個鐘點經是要他的命,他坐不住,為什麼?享樂享慣了。他這一生樂多苦少,你叫他要出離、求生極樂世界,「我這裡比極樂世界還快樂」,他生不起這個念頭,所以富貴學道難。八難裡頭,富貴是一條,對他困難。「貧窮學道難」,貧窮人三餐飯都吃不飽,你叫他來聽經,他哪有這個心?他要去找他的生活去。所以學佛最適合的人是小康之家,不很富貴,也能吃得飽,這種人很適合。他什麼?他知道苦,苦樂他很清楚、很了解,佛講離苦得樂,很能中他的胸懷,他就來了。
六道情形亦復如是,天上福報大,所以天人學道就難。真的,不容易,特別是講淨土,很難接受。三惡道苦,佛度三惡道不容易。佛講得很清楚,三惡道裡面度的眾生,是哪些眾生?在人間都學佛學得還很有基礎,沒有依教奉行,墮到三惡道去了,所以他阿賴耶識裡頭有佛法的種子;換句話說,有善根,有這個根基,佛才好度他。如果沒有很深厚的基礎,三惡道的人沒法子度脫,那怎麼樣?只有他受報。實際上三惡道就像監獄一樣,你犯過失判了刑,要關多少年,到刑期滿了你就出來。三惡道也是如此,你造作的罪業,你得到這受報,受完,它有限期的,有期限的,受報完了之後你又到人道來。有些善根深厚的到人道來又聞到佛法,慢慢一步一步向上提升。但是有善根很深厚的,很深厚為什麼會墮惡道?也就是內敵不過煩惱習氣,外面受不了誘惑,特別是現在這個社會,很容易破戒、很容易犯罪。展開《戒經》,你看統統都是墮三惡道的,這就去了。可是,他在世間真正修行聞法的時間很長,這個基礎很厚,佛菩薩在餓鬼道、在地獄道、畜生道都能度他。所以說惡道裡頭得度的眾生,都是在人道裡修得有很好的基礎。人間學佛不是白學,偶爾做錯事情墮三惡道,菩薩還是照顧他,「佛氏門中不捨一人」,真正慈悲!所以佛稱為天人師。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一六一集) 2010/10/9
Buddha menyelamatkan para makhluk hanya sampai pada Rupaloka (alam
berbentuk) saja, tidak sampai ke Arupaloka (alam tanpa bentuk). Arupaloka
disebut sebagai alam usia panjang, usia panjang merupakan salah satu dari
delapan kondisi yang tidak menguntungkan untuk menjalani kehidupan suci.
Oleh karena merupakan salah satu dari delapan jenis kesulitan untuk
belajar Ajaran Buddha, makanya Sang Buddha juga tidak berdaya untuk
menyelamatkannya, para Dewa di Arupaloka juga takkan sudi menerimanya.
Di Arupaloka tidak ada bencana, mengapa demikian? Oleh karena
merupakan alam tanpa bentuk, tidak ada tubuh jasmani, jadi tidak ada rumah
kediaman, istilah umumnya adalah dunia spiritual, cuma punya jiwa tak punya
raga.
Ada empat tingkatan alam di Arupaloka, jadi juga ada perbedaan
tingkatan rendah dan tingkatan tinggi. Para Dewa di Arupaloka seluruhnya
melatih ketrampilan samadhi.
Mereka tidak menghendaki tubuh kasar, oleh karena tidak memiliki
tubuh jasmani, makanya tidak butuh segala keperluan hidup, tidak ada gudang
buat` menumpuk barang tak berguna, tidak punya beban apapun. Usia mereka sangat
panjang.
Sang Buddha hanya dapat menyampaikan Dharma kepada para Dewa sebatas
di Kamaloka dan Rupaloka saja, Rupaloka terdiri dari empat tingkatan alam
jhana.
Dalam menjalankan misiNya menyampaikan Dharma kepada para Dewa, para
Buddha dan Bodhisattva ada yang menjelma sebagai Bodhisattva, ada yang menjelma
sebagai Dewa untuk menyampaikan Dharma kepada para makhluk surgawi.
Para makhluk dapat terselamatkan dengan wujud yang bagaimana, maka
Buddha akan menjelma ke dalam wujud tersebut. Sang Buddha takkan timbul niat
pikiran, lantas bagaimana menjelmanya?
“Menjelma menuruti kehendak para makhluk, para makhluk menyukai wujud
yang bagaimana, menginginkan sosok yang bagaimana datang menyelamatkan dirinya,
maka Sang Buddha akan menurutinya dan menjelma ke dalam wujud tersebut, untuk
menyelamatkan para makhluk.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 9 Oktober 2010
Delapan kondisi yang tidak menguntungkan
untuk menjalani kehidupan suci :
佛在天上度化眾生,只講到色界天,沒有無色界天。無色界天叫長壽天,八難之一;八難,佛沒有辦法度他的,他不接受,四空天。他那個裡頭沒有災禍,為什麼?沒有身體,也沒有居住的房屋,我們用一般世間人的說法,靈界,就是靈魂這一界。他也有高低,也有四個層次,靈界,完全是修的定功。不要身體,不要這個色,就是物質這個東西一概不要,沒有任何累贅,壽命很長。佛能教化的四禪以下,四禪十八層天,加上欲界六層天,二十四層。這裡面有佛、菩薩,菩薩能夠示現菩薩身,示現諸天的身分教化天人。應以什麼身得度,佛就現什麼樣的身,佛沒有起心動念,怎麼現的?「隨眾生心,應所知量」,眾生喜歡什麼身,想什麼樣的人來度他,他就現什麼身去度他,感應道交。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一六一集) 2010/10/9