Insan
zaman dulu berkata, orang awam yang “Jika ingin mengetahui benih karma apa yang
ditanam pada masa kehidupan lampau, maka lihatlah buah akibat apa yang diterima
pada masa kelahiran sekarang”.
“Jika
ingin mengetahui buah akibat apa yang akan diterima pada masa kelahiran
mendatang, maka lihatlah benih sebab apa yang ditanam pada masa kehidupan
sekarang”.
Setelah
memahami kedua kalimat di atas, maka hati pun jadi tenang, bertemu dengan
kesulitan apapun, takkan menyalahkan orang lain, tetapi anda akan melakukan
introspeksi diri, memperbaiki diri sendiri dan takkan mengulangi melakukan
kesalahan lagi.
Adakah
gunanya? Tentu saja ada, dapat meringankan beban karma buruk yang diciptakan
pada masa kehidupan lampau, meringankan balasan karma yang akan diterima sekarang,
inilah yang disebut sebagai memperbaiki nasib!
Untuk
memperbaiki nasib mesti mengandalkan diri sendiri, orang lain takkan berdaya
mengubah nasibmu, jika anda berharap orang lain bisa mengubah nasibmu, itu
adalah mustahil, itu adalah kepercayaan takhayul, itu hanyalah tipu-tipu
belaka.
Cobalah
baca buku berjudul “Empat Ajaran Liao Fan”, lihatlah bimbingan yang diberikan
Master Dhyana Yun Gu kepada Tuan Yuan Liao-fan, setelah mendengarnya, Liao-fan
menerima dan mengamalkan-nya, alhasil nasibnya berubah, bahkan usia pun
bertambah.
Mulanya
usia Yuan Liao-fan hanya dapat mencapai 53 tahun saja, setelah memahaminya, sepanjang
hayatnya giat memupuk kebajikan berkesinambungan, akhirnya wafat pada usia 74
tahun, usianya diperpanjang 21 tahun.
Inilah
keuntungan dari mengakui, ikhlas menerima dan gigih menjalani nasib diri
sendiri, setiap insan wajib mengetahuinya.
Masa kini
kita melihat banyak orang yang menciptakan karma buruk, dia tidak percaya pada
Hukum Sebab Akibat, tidak percaya pada Buddha Dharma, juga tidak percaya pada
insan suci dan bijak zaman dulu, di benaknya cuma ada ketenaran dan keuntungan,
mati-matian mengejarnya, mentalnya penuh dengan tekanan dan sengsara, haus dan
rakus, tidak pernah merasa puas dengan nafsu keinginannya. Saat ajal tiba,
jatuh ke alam penderitaan, menyesal pun sudah terlambat.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 21 November 2010
Komik Empat Ajaran Liao-fan :
古人有一句話說得好,對凡夫講的,「欲知過去因」,你要想知道你過去世造作的什麼因,「今生受者是」,我們這一生的遭遇都是。果報!前世造的業,這一生你得的果報。「欲知來世果」,我來世怎麼樣?「今生作者是」,我這一生幹的是些什麼,我這一生所作所為,來世果報。這一生所受的這些苦樂是過去生中造的業報。這兩句話你要是真正聽懂了、搞明白了,你就心平氣和,遇到什麼樣的困苦、艱難你不會怨天尤人,你會自己反省,自己改過自新。有沒有作用?有作用,能把過去生中造的不善業減輕,可以把現前所受的緩和,這就是改造命運!改造命運要靠自己,別人對你無能為力,要靠別人來幫助你改造命運,那是迷信,那是騙人的。佛菩薩絕不欺騙人,你們讀《了凡四訓》,你看雲谷禪師教袁了凡的那些開導,了凡先生聽懂了、接受了,回去依教奉行,果然命運就改了,連壽命都延長了。袁了凡先生原本壽命只有五十三歲,他明白明瞭之後,一生努力修善積德,七十四歲走的,延壽二十一年。這是什麼?知道命運的一個好處,人不能不知道。現在我們看世間人敢造惡,他不相信因果,不相信佛法,也不相信古聖先賢,心裡面只存著眼前的名聞利養,無止境的去追求,活得非常辛苦,他欲望沒有滿足的時候。到死後,墮落在惡道裡面後悔莫及。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二0一集) 2010/11/21
Insan
yang belajar Ajaran Buddha, hatinya jujur dan berterus terang, takkan melakukan
hal yang tidak boleh diketahui orang lain. Hal yang tidak boleh didengar orang
lain, juga tidak boleh dilakukan, jujur dan terbuka, begini barulah disebut
orang normal.
Jika
sebaliknya, niat pikiran yang timbul dan bertindak selalu takut diketahui orang
lain, sembunyi-sembunyi, orang Tionghoa melukiskan orang begini sebagai sosok hantu,
bukan manusia lagi.
Makanya
kita tahu bahwa perbuatan yang takut diketahui orang lain, hal yang takut
diketahui orang lain, akibatnya adalah jatuh ke tiga alam rendah, hal ini mesti
dipahami dengan jelas!
Saya
tidak ingin jatuh ke tiga alam rendah, maka itu niat pikiran yang timbul,
ucapan dan tindakan tidak perlu takut diketahui orang lain, tidak perlu
mewaspadai orang lain, setiap orang boleh melihatnya, setiap orang boleh
mendengarnya, dengan senang hati menyambut setiap insan yang datang melihat,
mendengar, inilah hal yang dilakukan oleh manusia, inilah hal yang dilakukan
oleh Buddha dan Bodhisattva.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 21 November 2010
學佛的人,心地要正大光明,凡是見不得人的事不能幹,怕人聽到的東西不可以做,光明磊落,這是個正常人。起心動念、所作所為怕人知道,鬼鬼祟祟,中國人這種形容詞,那誰幹的?鬼幹的,不是人幹的。那就知道,凡是不能見人的事情、怕人知道的事情,都是墮落三惡道的,這個要清楚!我起這種念頭、幹這種行為,那就是在造三惡道的業,你將來到哪裡去?到三惡道去。我不願意墮三惡道,我起心動念言語造作就不怕、不去提防任何人,人人都可以看,人人都可以聽,歡迎大家來參觀、來聽聞,這是人做的事情,佛菩薩所做的事情。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二0一集) 2010/11/21
Di
dunia ini, kita menfokuskan diri melatih Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, harus
bisa meraih keberhasilan, waktu selebihnya digunakan untuk membantu para
makhluk yang berjodoh (yang percaya pada Ajaran Sukhavati).
Membantu
para makhluk yang berjodoh hendaknya menuruti jodoh dan takkan memaksakan
kehendak, poin ini sangat penting. Memaksakan kehendak untuk mewujudkannya
adalah sebuah tindakan yang keliru!
Secara
tak terduga, ada orang yang datang meminta bantuan kita guna mewujudkan sebuah
kebajikan, maka lihatlah adakah kebajikan tersebut merintangi pelatihan diri
sendiri atau tidak, adakah kebajikan tersebut membawa manfaat bagi orang banyak
atau tidak, jadi harus mempertimbangkan adakah kebajikan tersebut membawa manfaat
bagi diri sendiri dan orang lain! Kalau memenuhi persyaratan ini, barulah boleh
dilakukan.
Kalau
kebajikan ini cuma membawa manfaat bagi orang lain, tetapi malah merintangi
pelatihan diri sendiri, maka hendaknya dipertimbangkan dengan bijak. Mengapa
demikian?
Apabila
anda adalah Bodhisattva, maka hal tersebut bukanlah masalah, sebaliknya jika
anda bukan Bodhisattva, maka kebajikan tersebut hanya akan merintangi upayamu
terlahir ke Alam Sukhavati, akibatnya kehilangan kesempatan untuk terlahir ke
Alam Sukhavati. Sungguh patut disayangkan.
Ini
bukan artinya kikir dan tidak sudi bersumbangsih. Janganlah melakukan sesuatu
karena dorongan emosional, mengapa demikian? Setelah terlahir ke Alam
Sukhavati, barulah anda lebih gampang membantu para makhluk yang kesusahan
tersebut.
Diri
sendiri juga telah mencapai “Tiga Ketidakmunduran” yakni tingkatan tak mundur,
pengamalan tak mundur dan niat tak mundur, anda adalah Bodhisattva Dharmakaya.
Seorang
praktisi yang baru tiba di Alam Sukhavati, meskipun masih belum mencapai
tingkatan Bodhisattva Dharmakaya, tetapi dengan pemberkatan 48 tekad agung
Buddha Amitabha, anda takkan ada bedanya lagi dengan Bodhisattva Dharmakaya,
anda dapat kembali lagi ke dunia ini guna menyelamatkan para makhluk, saat itu
takkan ada rintangan lagi.
Hal
ini serupa dengan melihat orang lain jatuh ke dalam sungai, anda tidak memiliki
keterampilan berenang, tetapi anda memaksakan diri untuk terjun ke dalam
sungai, bukankah ini namanya pengorbanan sia-sia?
Maka
itu terlebih dulu anda harus belajar berenang dulu, setelah terampil barulah
memiliki kemampuan untuk menyelamatkan setiap orang yang ditimpa kemalangan.
Sama halnya pula kita ke Alam Sukhavati untuk belajar keterampilan.
Maka
itu dalam segala hal mesti berpikir dengan akal sehat, jangan bertindak atas
dorongan emosional.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 21 November 2010
“Tiga Ketidakmunduran” :
41 tingkatan Bodhisattva Dharmakaya
:
在這個世間,我們專修這個法門,一定要成功,我們也幫助有緣的眾生。幫助有緣眾生要懂得隨緣而不攀緣,這一點非常重要。攀緣是有心想去做,錯了!無心,別人找來,看看對我們自己沒妨礙,對別人也有好處,自他兩利,這個事情可以做。如果這個事情對他有利益,對我沒有利益,要考慮。為什麼?你真的是菩薩就沒有問題,你要不是真菩薩,這妨礙你往生,這個機會你不就失掉了?那太可惜了。這不是吝嗇,這不是感情用事,為什麼?往生到極樂世界,你再幫助那些苦難眾生你就容易了。自己保證三不退,位不退、行不退、念不退,你是法身菩薩。到極樂世界,雖然不是法身菩薩,但是阿彌陀佛四十八願加持你,你跟法身菩薩沒兩樣,你可以回到這個地球上來普度眾生,你絲毫沒有障礙。這就好像幫助人,掉在河裡快要淹死,趕緊下去救他,但是你不會游泳,你白送一條命;先把游泳的本事學會,回頭再看到人掉到水裡,你就可以下去救他。我們到西方極樂世界就學成本事了。所以這個一定要有智慧去選擇,不能有絲毫的感情作用。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二0一集) 2010/11/21