Wednesday, 21 August 2019

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010


Terhadap keakuratan terjemahan sutra, tempo dulu saya pernah meragukannya. Terlebih-lebih ketika masih duduk di bangku sekolah, saya memandang Ajaran Buddha sebagai kepercayaan takhayul.

Sampai suatu hari saya bersua dengan Profesor Fang Dong-mei, beliau mengajarkan Ilmu Filsafat padaku, dimana bagian terakhirnya berjudul “Filosofi Buddhis”.

Saya jadi keheranan, kok kepercayaan takhayul dimasukkan ke dalam Ilmu Filsafat?

Guru Fang menjelaskan padaku : “Anda masih muda, anda tidak mengetahui bahwa Buddha Sakyamuni merupakan Filsuf yang paling mulia di dunia ini, Filosofi sutra Buddha merupakan filosofi tertinggi di dunia, belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan hidup tertinggi”.

Alhasil saya menyadari salah pahamku selama ini terhadap Ajaran Buddha.

Dalam proses belajar, suatu kali saya mengemukakan tentang masalah terjemahan, apakah seorang penerjemah dapat menerjemahkan rasa orisinal dari naskah asli?

Tentu saja tidak bisa, 10 orang yang menerjemahkan selembar naskah asli yang sama, bisa keluar 10 versi yang berbeda, tidak ada seorang pun yang bisa menerjemahkan keluar rasa orisinalnya.

Saya bilang ke Guru Fang, demikian pula dengan hasil terjemahan sutra Buddha, apakah mereka dapat menerjemahkan rasa orisinalnya?

Bersamaan itu pula kecurigaanku semakin menggila, zaman dulu, setelah sutra asli yang berbahasa Sanskrit selesai diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, lantas naskah asli tersebut dikemanakan? Bahkan sekarang satu judul pun tidak dapat ditemukan lagi.

Guru Fang memberitahukan padaku :
1.  Insan yang menerjemahkan sutra bukanlah orang biasa, namun mereka telah mencapai pencerahan, yang telah mencapai tingkatan kesucian, dimana pengetahuan dan pandangannya hampir serupa dengan pengetahuan dan pandangan Buddha dan Bodhisattva.

Sedangkan orang zaman sekarang dalam menerjemahkan, anda tidak mampu menyelami suasana hati penulis aslinya, kondisi batin pun berbeda, makanya anda tidak mampu menerjemahkan-nya keluar, anda hanya mampu menerjemahkan tulisannya, namun anda takkan berdaya menerjemahkan semangatnya.

Hal ini sungguh beralasan, para penerjemah sutra tersebut, banyak yang merupakan jelmaan Buddha dan Bodhisattva, orang Tionghoa sungguh berberkah.

2.   Guru Fang bilang, mentalitas orang Tiongkok zaman dulu sungguh berbeda dengan orang masa kini. Orang Tiongkok zaman dulu merupakan orang yang paling percaya diri di seluruh dunia.

Mereka begitu percaya diri sampai-sampai naskah asli tidak dibutuhkan lagi. Setelah sutra asli yang berbahasa Sanskrit selesai diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, bukan saja dapat mempertahankan makna aslinya, bahkan keindahan bahasanya melampaui naskah aslinya; dengan perkataan lain, pakai sutra Bahasa Mandarin sudah boleh, naskah aslinya tidak dibutuhkan lagi. Sungguh tinggi semangatnya!

Manalah seperti orang Tionghoa zaman now, tidak punya kepercayaan diri sama sekali. Ucapan Guru Fang sungguh beralasan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010

Artikel terkait :
Tiga prinsip Asvaghosa


我對於經典翻譯,早年有懷疑。老師那時候把佛教介紹給我,因為我們年輕,在學校讀書,受老師的教導,認為宗教都是迷信。特別是佛教,把佛教看作多神教,多神教在宗教裡屬於低級宗教,所以從來沒有意願去接觸它。我跟老師學哲學,他給我講了一部《哲學概論》,末後一個單元是「佛經哲學」。我就很訝異,佛是宗教,是迷信,怎麼會有哲學?老師告訴我:你年輕,你不知道,釋迦牟尼是世界上最偉大的哲學家,佛經哲學是全世界哲學的最高峰,學佛是人生最高的享受。這才把我對以前那種誤會、錯誤糾正過來。在學習過程當中,有一次我提到翻譯的問題,我舉了一個例子,古文翻譯成白話文,能不能把原味翻出來?翻不出來,十個人翻十個樣子,沒有一個人能把原味翻出來。我說那佛經肯定也是這個例子,中文翻譯這個能保持原始原味嗎?同時我又覺得一個非常奇怪的事情,當年梵文經典傳到中國那麼多,那麼大的分量,為什麼翻譯成中文之外,梵文原文東西就沒有了,在中國失傳了,一部也找不到,這什麼原因?

老師告訴我,第一個問題告訴我,中國人有福報,祖宗有德,這是在全世界找不到第二家的。我們相信,中國有五千年的歷史,從歷史記載裡頭,這中國老祖宗那個德行跟佛菩薩沒有兩樣。你看他講的五倫五常、四維八德,還得了!萬古常新,永恆不變。所以第一個問題是祖宗有德,翻經的人不是普通人,都是開悟的人,都是證果的人,他們的知見跟佛菩薩的知見幾乎非常相應、非常接近。現在人翻,你翻人家一篇古文,你跟他的心情不一樣,跟他的境界不一樣,所以你翻不出來,你只是翻些文字,你翻不出他的精神。這說得有道理。甚至於說,翻經的這些法師裡頭,有很多是佛菩薩再來的,這是中國人特別有福報。第二個問題答覆就更妙了,老師對著我笑,他說從前的中國人跟現在不一樣,以前的中國人,那是全世界最自豪的。自豪到什麼程度?梵文翻成華文,不但原來的意思一點沒錯,而且我們的文章比梵文還要華美;換句話說,用華文就可以了,不必再用梵文。這種氣概!哪裡像現在的中國人,一點信心都沒有了。我想想老師的話有道理。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二二九集)  2010/12/22




 

Apabila kita memiliki keraguan, meskipun anda rajin membaca sutra, tetap saja tidak bisa memperoleh manfaat, anda takkan merasakan aromanya, anda hanya mampu melihat makna tersurat dan takkan sanggup melihat makna yang tersirat, anda takkan berdaya melihat makna tanpa batas.

Terus terang saja, jika anda membaca sutra dengan hati yang suci, hati yang tulus, maka ketika anda melihat aksara demi aksara di dalam sutra, anda akan menemukan makna tanpa batas.

Kebenaran ini sangat sederhana, tidak sulit dipahami, yakni saling terjalin, kuncinya tetap saja ada pada melepaskan (menyingkirkan) khayalan, perbedaan dan kemelekatan.

Anda melepaskan (menyingkirkan) kemelekatan maka mencapai kondisi batin Arahat; anda melepaskan perbedaan maka mencapai kondisi batin Bodhisattva; anda melepaskan niat pikiran maka mencapai kondisi batin KeBuddhaan.

Dengan kondisi batin KeBuddhaan membaca sutra Buddha, mana ada alasan tidak bisa memahaminya!

Masalahnya sekarang kita tidak sanggup melepaskan khayalan, perbedaan dan kemelekatan, kekotoran batin dan tabiat, meskipun cuma secuil saja! Makanya bagaimana anda bisa  memahami makna sutra?

Walaupun sekarang Buddha dan Bodhisattva hadir di hadapanmu, lalu menjelaskannya padamu, anda juga tak berdaya memahaminya!

Kami memiliki sebuah pengalaman dimana dalam satu kelas ada 30 orang murid. Setelah kami mendengar pelajaran dari seorang guru, ternyata pemahaman tiap murid itu berbeda-beda, 30 orang ada 30 versi, jadi siapa yang paling benar? Siapa yang paling memahami makna apa yang sesungguhnya yang disampaikan oleh guru tadi?

Tentu saja murid yang paling tulus, yang memusatkan perhatian, dia memperoleh pencerahan yang paling banyak dan paling tepat. Sedangkan murid yang berkhayal tidak memperoleh pencerahan apapun, meskipun duduk di sana mendengar penjelasan guru, namun pikirannya berkhayal, masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Maka itu kunci belajar adalah terletak pada dua kata yakni tulus dan hormat. Ketulusan dan rasa hormat harus dipelihara dalam kehidupan keseharian, memperlakukan setiap orang dengan hati yang tulus dan perasaan hormat.

Jadi bukan berarti kita tulus dan menghormati Buddha dan Bodhisattva, tetapi mengabaikan Ayahbunda kita, mana boleh begitu, ini namanya munafik, anda takkan berhasil mempelajari apapun.

Hendaknya sedemikian rupa, saya menghormati Buddha, demikian pula saya juga menghormati semua makhluk, setelah anda berhasil mewujudkan kesetaraan ini, barulah anda bisa menguasai materi pelajaran, barulah anda dapat memahami isi sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010


   我們要有懷疑,懷疑,你讀佛經的時候得不到利益,你看不到它的味道,你在這一句經文裡頭,你看一個意思,你看不到無量義。實在講,你用清淨心、真誠心,你看它每個字、每一句無量義。這個道理很簡單,不是不容易懂,道理是什麼?心心相印,那還是講的放下,你要把妄想分別執著放下。剛才講了,你放下執著就是阿羅漢,你是阿羅漢的境界;你放下分別,你是菩薩境界;你放下起心動念,你就是佛的境界。佛的境界看佛的東西,哪有不懂的道理!我們現在妄想分別執著煩惱習氣一點都沒有放下,你怎麼會看得懂?佛菩薩來跟你講你也聽不懂。在實際教學的講堂裡面,我們能體會到,一個老師跟我們上課,三十幾個同學在一起聽課,每一個同學所理解的,大家不一樣,誰能把老師的意思完全理解?最真誠心的那個人,一心專注的那個人,他領悟得最多,他領悟得最正確。心不在焉的人他領悟不到,甚至於聽而不聞,聽課還想別的事情,心不在焉,你問他聽了什麼?他不知道,真的聽而不聞,不一樣。所以學東西就在誠敬兩個字。誠敬要平常養成,對一切人真誠恭敬,對一切事真誠恭敬。不是說我對於古聖先賢恭敬,我對於眼前父母、老師就不恭敬,這不行,那你是假的,你沒有學到。一即一切,一切即一,我對佛恭敬,我對於所有眾生都恭敬,跟對佛一樣的恭敬,你學會了,你才會聽得懂,你才會看得明白。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二二九集)  2010/12/22


 

 

Di dalam Ajaran Buddha tidak ada rahasia apapun, termasuk metode pelafalan Amituofo, tidak ada jurus rahasia, lihatlah di dalam “Sutra Usia Tanpa Batas” diuraikan secara jelas dan terperinci, bagaimana cara kita melafal Amituofo? Menfokuskan pikiran melafal berkesinambungan.

Satu arah satu tujuan, selamanya takkan berubah. Satu arah yakni Alam Sukhavati di penjuru barat, satu tujuan yakni mendekatkan diri dan belajar pada Buddha Amitabha.

Untuk apa saya terlahir ke Alam Sukhavati? Untuk mendekatkan diri dan belajar pada Buddha Amitabha. Menjadikan Buddha Amitabha sebagai Guru, saya belajar padaNya, membangkitkan niat mulia untuk menjadi siswa Buddha Amitabha, dengan demikian apa yang dibabarkan oleh Buddha Amitabha, mana ada alasan untuk tidak memahaminya!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010


這裡頭沒有祕密,沒有訣竅,連念佛也不例外,你看經上教我們怎麼念佛?一心專念。這經文上講的,一向專念,那個一是一心,向是方向,一心,一個方向。你修淨土,一個方向就是西方極樂世界,一個目標就是阿彌陀佛,我到極樂世界幹什麼?親近阿彌陀佛,依阿彌陀佛做老師,我跟他學習,真正發心做彌陀弟子,那阿彌陀佛所講的你怎麼會不懂得!

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二二九集)  2010/12/22