Memberi persembahan kepada Buddha dan Bodhisattva, menghasilkan
pahala yang sangat besar, tetapi anda
harus memberi persembahan kepada Buddha yang asli.
Dari semua bentuk persembahan, Buddha Sakyamuni telah menyampaikan
pada kita dengan jelas, Beliau menampilkan teladan sebagai seorang Guru Pembimbing,
usia 19 tahun meninggalkan keduniawian, menuntut ilmu selama 12 tahun, setelah
mencapai penerangan sempurna pada usia 30 tahun, mulai membabarkan Dharma 49
tahun lamanya, usia 79 tahun memasuki Parinirvana.
Selama 49 tahun membabarkan Dharma, tidak pernah terdengar Buddha
Sakyamuni mengambil cuti sehari pun, belajar tak kenal lelah, mengajar tak
kenal jenuh. Orang India menyebutNya sebagai Buddha, orang Tiongkok menyapaNya
sebagai Suciwan, maknanya adalah sama.
Buddha artinya adalah pencerahan, jadi Buddha bukanlah malaikat, juga
bukan Dewa, Buddha adalah manusia yang tercerahkan.
Masyarakat sekarang ini bukannya terlebih dulu memahami sebuah hal,
namun langsung menarik kesimpulan secara sembarangan, mengatakan bahwa Ajaran
Buddha adalah kepercayaan takhayul. Apakah kita boleh menyalahkan mereka?
Kita tidak boleh menyalahkan mereka, hendaknya melakukan introspeksi
diri seperti yang diucapkan oleh insan suci dan bijak Tiongkok sebagai “Ketika
bertemu masalah, jangan salahkan orang lain, tapi lakukan introspeksi diri”,
kita tidak boleh menyalahkan orang lain.
Lantas siapa yang patut disalahkan? Diri sendiri tidak mengamalkan
ajaran dengan baik, diri sendiri tidak dapat menjadi siswa Buddha yang baik, tidak
bisa menjadi teladan untuk diperlihatkan
kepada orang banyak, sehingga mengundang salah paham di kalangan masyarakat, ini
merupakan dosa kita sebagai generasi penerus siswa Buddha!
Kita telah menempatkan seorang Guru Pembimbing yang terbaik, ajaran
yang begitu unggul, sehingga masyarakat memandangnya sebagai kepercayaan
takhayul, dosa ini akibatnya adalah jatuh ke Neraka, masalah ini sangat parah!
Setelah memahami kebenaran ini dengan jelas, kita mesti meneladani
Buddha Sakyamuni, Beliau merupakan teladan terbaik bagi kita semuanya. Sang
Buddha telah mengamalkan setiap kata dan kalimat yang diucapkanNya di dalam
sutra, ini barulah merupakan Maha Suciwan.
Kalau cuma pintar berteori, tidak ada gunanya, harus sanggup
mengamalkannya barulah berguna. Menerapkan dalam kehidupan keseharian,
bagaimana tidak merasakan kebahagiaan!
Andaikata sejak zaman dulu perkembangan Ajaran Buddha sudah separah seperti sekarang ini, dijadikan kepercayaan
takhayul, sementara itu buku-buku sutra cuma dijadikan koleksi perpustakaan,
maka mustahil bisa bertahan hingga tiga ribu tahun lamanya, sejak awal sudah
tidak ada yang berminat mempelajarinya lagi, sedangkan untuk ke depannya,
apakah masih dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya?
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 5 Oktober 2010
供養佛菩薩,福報就很大,但是你要供養的是真正的佛。所有供養當中,釋迦牟尼佛講得很清楚,他做出一個出家教學的典範,釋迦牟尼佛十九歲離開家庭出去求學,學了十二年,開悟了,開悟之後,這一年他三十歲,開始教學,七十九歲過世的,教學四十九年,沒聽說放過一天假,學不厭、教不倦。印度人稱佛,我們中國人稱聖人,意思相同。佛是覺悟的意思,就是對於世出世間一切法他都通達、他都明瞭,聖也是這個意思,聖是明瞭一切事物的道理、現象,都明瞭。所以他不是神,他不是仙,他是人。現在這個社會,他不認真去研究,去看一看,隨便就說這是宗教、這是迷信。我們能不能怪社會這些人?不能怪,我們應當是依照中國聖賢所說的,「行有不得,反求諸己」,我們不能怪人。要怪什麼?自己做得不好,我自己沒有做佛的好學生,沒有把這個真正做出來給大家看,讓社會大眾產生這樣的誤會,這是後世的弟子罪過!我們把這麼好的老師、這麼好的教育,讓社會大眾看作是宗教、看作是迷信,我們的罪都要墮地獄,這個問題非常嚴重!明白了、搞清楚了,我們向釋迦牟尼佛學習,他是我們最好的榜樣。釋迦牟尼佛確確實實把經典裡頭字字句句統統做出來,這才是大聖人。會講沒有用處,要能行。真落實到生活,他怎麼不快樂!佛教如果都像現在這個樣子,這種迷信,經典束之高閣,搞這些迷信的行為,怎麼能傳三千年,早就被社會淘汰掉,它能傳得下去嗎?
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一五八集) 2010/10/5
Dengan mewujudkan sila, samadhi (konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan),
barulah ketrampilan melatih diri jadi sempurna, mencapai KeBuddhaan. Poin ini
sangat penting, merupakan rahasia keberhasilan melatih diri.
Belajar Ajaran Buddha tidak boleh mengabaikan disiplin sila, sila
adalah peraturan. Ada praktisi yang sepanjang hayatnya begitu rajin melatih
diri, tiap hari membaca sutra, mempelajarinya, lantas bagaimana kemudian? Sila
diabaikan, tidak menjalankan sila dengan disiplin, makanya tidak bisa meraih
keberhasilan.
Ada pula penceramah yang pintar berteori, berlidah fasih,
menghasilkan banyak karya tulis, mempublikasi banyak artikel dan buku Dharma, tetapi
matinya malah sungguh menyengsarakan, kondisinya memprihatinkan, kita jadi
tahu, dia berputar kembali di dalam lingkaran enam alam tumimbal lahir, mengapa
demikian? Oleh karena telah mengabaikan sila dan samadhi (konsentrasi).
Kalau sila dan samadhi sudah diabaikan, meskipun pintar berceramah, pintar
menulis artikel dan buku Dharma, apakah ini termasuk kebijaksanaan? Bukan,
semua ini cuma merupakan pengetahuan semata, dia membaca banyak sutra Buddha,
namun hanya buat menambah koleksi gudang ilmunya, jadi bukan untuk memperkaya
kebijaksanaannya.
Praktisi sekalian hendaknya memahami bahwa samadhi (konsentrasi)
berasal dari disiplin sila, sedangkan prajna (kebijaksanaan) berasal dari
samadhi, jadi bukan berarti kaya ilmu maka disebut bijaksana. Banyak orang yang
kaya ilmu namun miskin batinnya.
Kebijaksanaan dapat menyelesaikan persoalan, namun pengetahuan tidak
dapat. Dengan memiliki samadhi (konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan), maka
anda akan sehat dan panjang umur, meskipun usia telah lanjut, namun tidak mudah
mengalami penuaan, proses penuaan berjalan dengan sangat lambat, oleh karena
hati dan pikirannya senantiasa terfokus, menjalani hari demi hari dengan penuh
sukacita, inilah manfaat dari mengembangkan kebijaksanaan.
Orang Tiongkok zaman dulu berkata “Ketika seseorang bersua dengan hal
yang menggembirakan, hidup pun jadi bersemangat”, insan yang setiap hari
bersukacita takkan menderita sakit, orang yang tiap hari bergembira takkan
menua, dia memperoleh kebahagiaan Dharma.
Sebaliknya tanpa kebijaksanaan, meskipun kaya ilmu, namun dia masih
tetap memiliki kekhawatiran, masih mudah dilanda kecemasan, makanya mana
mungkin sama? Pepatah Tiongkok berkata “Kekhawatiran membuat orang jadi cepat
tua”.
Makanya kebijaksanaan dan pengetahuan mesti dibedakan dengan jelas, sebagai
praktisi Buddhis, kita wajib meneladani Buddha Sakyamuni, kita mengejar
kebijaksanaan, takkan memperkaya gudang ilmu.
Jadi ketika kebijaksanaan terbuka, meskipun hal tersebut tidak pernah
dipelajari sebelumnya, namun dengan sendirinya juga bisa diketahui dan
dimengerti, sebaliknya kaya ilmu miskin kebijaksanaan, kalau tidak belajar maka
tidak tahu, lain halnya ketika kebijaksanaan terbuka, segalanya dapat dipahami
dengan sendirinya.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 5 Oktober 2010
戒定慧三學的功夫圓滿,你就能證得無上正等正覺。這句話很重要,佛法修行的祕訣、修行的樞紐就在此地。你學佛不能不持戒,戒是什麼?規矩。有學佛學一輩子,不能說他不用功,真幹,天天在讀誦、研究,怎麼樣?規矩疏忽了,沒有認真去學戒律,所以一輩子不能成就。講經,會說,也說得天花亂墜,著作,寫書寫得很多,著作等身,死的時候很痛苦,我們就知道,他還是搞輪迴去了,為什麼?戒定沒有。戒定沒有,他講經,他著書立說,那算不算智慧?不是,那是知識,他讀的很多佛經是知識,不是智慧。諸位要知道,智慧是從定裡頭生的,不是說我書念得多就有智慧,不是的,知識很豐富,智慧沒有,這個要知道。智慧管事、管用,知識不行。你有定慧,我剛才講了,個人的受用,健康長壽,縱然年歲大了,他很不容易衰老,他衰老的現象很慢,那什麼?他心有定,它帶給你天天喜悅,這智慧。我們中國古人講「人逢喜事精神爽」,天天快樂的人他不會生病,天天快樂的人不會衰老,他得法喜。知識得不到,知識再豐富,他還是有憂慮,他還是有牽掛,那怎麼會一樣?中國古人講「憂能使人老」,人有憂慮老化就很快。所以知識跟智慧一定要搞清楚,我們學佛要跟佛走,我們求智慧,我們不搞知識。知識有沒有不相干,我不學,我智慧開了,我不學也知道,這是真的不是假的,可是知識就不行,你不學你就不知道,智慧不學也知道。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一五八集) 2010/10/5